Nama ku adalah Putri
Rosita Ambarwati , aku tinggal di Pekalongan Lampung timur. Aku anak ke tiga
dari empat bersaudara. Sejarah singkat mengenai nama ku. Jadi waktu itu kata
umi aku , aku yang terlahir pada tanggal 13 Desember 1994 jam 10 siang pada
hari Selasa Legi, di rumah dengan bantuan
d u k u n bersalin bukan bidan
atau pun dokter spesialis kandungan, lalu aku pun terlahir ke dunia ini dengan
tangisan paling imut di kalangan para bayi pada umumnya , itu mungkin karena
efek dari ukuran badan ku yang juga imut *alias kecil* hanya 40 cm kurang 8 cm
dari ukuran bayi pada umumnya. Oke singkat cerita, tiba saat nya pemberian nama
untuk ku. Awal nya bapak ku mau kasih nama Ambar Wati, iya.... itu nama tokoh
wanita cantik dalam cerita wayang , yang ujung kisah nya kalau tidak salah si
tokoh Ambar wati ini membakar dirinya sendiri karena unsur dendam. Oh bapak ku
ngeri amat kasih nama itu dengan ending cerita yang extream, tapi beliau
bermaksut memberikan nama tersebut supaya anak nya ini secantik tokoh wayang
dalam kisah perwayangan tersebut *walau akhirnya keinginan nya jauh dari
kenyataan*. Ternyata kakak ku tidak setuju dengan nama Ambar Wati, dia ingin
adik nya yang manis dan imut *kecil* ini bernama Putri Rosita. Terjadi
perdebatan hangat dalam penentuan nama bayi, tidak ada pihak yang mau mengalah
antara kubu bapak , dan kubu kakak. Akhirnya supaya adil gak nangis salah satu
pihak, nama tersebut harus di gabungkan, akhirnya jadilah nama terindah
sepanjang sejarah *lebai dikit* yang telah di berikan oleh kakak dan bapak ku
yaitu Putri Rosita Ambarwati. Aku punya hobi tertawa, karena apa aja bisa tetep
tertawa , punya masalah? tetep bisa tertawa, tugas numpuk? tetep bisa tertawa,
sakit hati? tetep bisa tertawa, apalagi
cuma gak ada temen? masih tetep dong bisa tertawa, *gak ada temen tetep
tertawa? gila dong aku..uupss sensor* intinya tetep bisa tertawa dalam situasi
dan kondisi yang tidak memungkinkan.
Cerita ini adalah cerita ku saat SD , aku paling takut
banget sama yang namanya hantu. Entah kenapa ya hantu itu paling suka ngejutin
atau kalau kata guru bahasa inggris aku surprise, enak kalau surprise kaya di
ulang tahunan gitu, mata di tutup kain, lalu di ajak jalan kemana abis itu pas
di buka matanya di kasih kado gitu , ini
mah bukan, beda 360 derajat berbeda sumpah. Dan
etika nya itu loh gak sopan banget . Jadi entah kenapa yang aku gak
ngerti sama hantu sampai sekarang adalah mereka itu suka muncul dan pergi tanpa
izin, apalagi saat bertamu di rumah orang seenaknya sendiri ,yang sering
kejadian begini nih, malam-malam saat
nya orang istirahat eh dia tiba-tiba muncul di pojokan tanpa assalamualaikum
atau permisi, berdiri diem gitu gak mau ngomong sepatah kata pun dengan raut
wajah yang aneh, kalau yang punya rambut ya dengan gaya rambut ala tarzan gitu
, acak adul kemana-mana *entah sengaja di buat aneh atau memang terlahir aneh ,
eh ter-mati aneh maksutnya * , sebenarnya mau dia itu apa ? dan mayoritas
manusia gak bakal berani nawarin sesuatu ke dia, seperti kedatangan tamu pada umumnya kan
pasti ditawarin mau kopi, teh, atau jus ? eh ini boro-boro nawarin minum, tanya
aja gak bakal berani, pasti manusia kalau kedatangan atau melihat hantu pasti
kalau gak gagap mendadak , ya langsung balapan lari sama temenya.
Sebenarnya tadi nya aku
gak pernah takut sama sekali sama yang namanya hantu *sombong dikit* ya tadinya sebelum fikiran dan imajinasi aku terkontaminasi
dengan cerita-cerita teman-teman di kelas , mereka mendeskripsikan kalau hantu
itu sumpah deh jelek banget gak pernah di rawat mukanya , mukanya abstrak ,serem,
jorok ,bajunya gak pernah di cuci , dekil banget, anatomi nya aneh gak jelas gitu, *kasihan banget
mereka* Coba deh bayangin ada hantu yang
bolong punggung nya , sempet aku berfikir mungkin dia waktu meninggalnya
karena dokter yang bantuin dia bersalin kehabisan jarum dan benang untuk
menjahit tu bekas luka , atau dokter nya keburu mati duluan dan belum sempet
menjahit bekas lukanya ?. Adalagi hantu yang kata temen aku namanya adalah
tuyul ciri-cirinya botak , laki-laki,
kecil , gak pake baju cuma pake underwear doang, dan suka nyolong duit ,
awan-awan di atas kepala ku *berfikir* tu bocah dulu mungkin meninggalnya
karena emak dan bapak nya pelit banget kali ya , bisa-bisanya nyampe baju aja
dia gak pake kan? Dan pasti dia sering gak di kasi duit buat jajan ? nyampe
suka nyolong duit gitu . Adalagi hantu yang
terkenal banget di kalangan perfilman Indonesia dari dulu sampai
sekarang yaitu pocong, sosok hantu yang
satu ini sepertinya sangat di gandrungi , entah karena mungkin bentuk dia yang unik
seperti guling atau lemper , atau juga aktivitas dia yang suka loncat-loncat ?
aku gak paham, yang jelas kalau ngebayangin si pocong ini bawaanya pingin
ngajak lomba lari karung aja *sebenernya dia mau nakutin manusia atau mau
ngajak lomba lari karung?*. Ini hanya bentuk keanehan beberapa hantu dan kata
temen-temen ku sih masih banyak lagi hantu-hantu di luar sana yang lebih
menyeramkan dan lebih aneh. Saat bermain bersama-sama aku sempat bercerita
dengan teman sepermainan ku , Yordan namanya, aku bercerita dengan tema sifat
fisik dan aktivitas hantu , malah dia sempat bilang kalau hantu itu sukanya
keluyuran pada malam jum’at. Saat malam jum’at hantu semua keluar , hantu
bertebaran di mana-mana. Dan bodohnya aku, perkataanya itu aku telan
mentah-mentah. Aku berfikir, berarti setiap malam jumat ada hantu di kamarku,
di rumah ku , di selokan depan rumah ku, di lemari baju ku, di atas pohon
kelengkeng depan rumah ku, di atas genteng rumah tetangga ku? Oh ternyata
selama ini aku tidak menyadarinya, tapi kok aku gak pernah liat mereka saat
malam jumat seperti apa yang dikatakan si Yordan, oh mungkin mereka tahu kalau
aku takut dengan mereka jadi mereka kasihan dengan ku alhasil mereka gak pernah
menampakan diri mereka , selamat-selamat. 0_0
Semasa aku SD dulu aku
adalah tipe anak yang sholehah *dulu? Berarti sekarang gak dong?* bukan begitu
juga, alhamdulilah masih sholehah kok sampai sekarang *sombong dikit lagi* , ya
jadi rutinitas aku dan teman-teman dulu
sering sholat maghrib berjama’ah di mushola perempatan depan, ya jarak nya
sekitar 200 meter dari rumah. Setelah
itu dilanjut dengan mengaji sampai adzan isha berkumandang. Setiap kali
berangkat dan pulang mengaji aku selalu bareng dengan teman sekaligus tetangga
ku , dia bernama Wawai , dengan nama kepanjangan Andi Gusmawan *kok di panggil
wawai? Gak nyambung?* aku juga gak terlalu paham asal mula terbentuknya
perubahan homograf pada nama beliau, yang aku paham aku jadi gak merasa takut
saat pulang dan pergi mengaji, karena ada temenya. Tapi rasa itu langsung musnah saat suatu hari dia
jatuh sakit dan memutuskan tidak mengaji. Akhirnya aku pun berangkat mengaji
sendirian sore itu. Kegiatan menunggu giliran saat mengaji itu adalah hal yang
lumrah bagi kami , dan yang lumrah lagi
saat menunggu giliran mengaji, kami isi dengan bermain lompat karet, yang aku
bingung , kenapa aku selalu kalah sehingga sering berperan sebagai PK (pemegang
karet, bukan pemain karet) mungkin karena tinggi badan aku yang unyil atau
karena allah memang belum memberikan aku kesempatan untuk menang bermain karet
saat itu. Satu-persatu teman terpanggil mengaji begitu pun dengan ku. Proses belajar
mengaji is running well , dan kini tiba saatnya pulang. Tapi, tiba-tiba hati ku
menciut saat satu persatu teman-temanku melambaikan tangan sayonara pertanda mereka
hendak pulang. Lalu aku? Pulang sendiri? salah satu teman jahil ku melontarkan
kalimat jahilnya “kamu pulang sendiri ya? awas ini malam jumat loh, ih serem
banyak hantu”. Oh tuhan apalagi ini, hati ku makin menciut seperti kerupuk
kesiram air sumur *terjadi perubahan bentuk secara drastis *. Rumah ku yang
tergolong sangat mewah (mepet sawah) mengakibatkan masih banyak nya pepohonan
rindang di sekeliling jalan, seperti pohon
bambu, pohon nangka dan lain-lain , dan itu menandakan betapa gelapnya
sekeliling jalan tanpa adanya penerangan seperti lampu. Tapi aku harus pulang, harus ! aku mau bertemu dengan umi ku dirumah,
aku mau makan sosis gorengan bapak lagi
di rumah , aku mau mainan eongklak lagi sama kakak, walau gak pernah menang.
Keinginan-keinginan tersebut memberikan stimulan keberanian sedikit untuku *tak
mengapa sedikit, daripada tidak sama sekali*. Aku cincingkan legan baju ku ,
sandal jepit aku masukan dalam tas gendongku , bersiap-siap start di pinggir pagar
bambu depan mushola, dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang,
mulai aku hitung mundur , tiga , dua , dua , dua lagi dan satu . Cuss.... aku
lari bak pelari Kenya Geoffrey Mutai,
dengan terengah-engah, gak peduli apa yang aku injek entah kotoran ayam, kotoran
cacing, atau malah anak nya cacing yang aku injek, yang ada di otak dan benak
ku hanya satu, sampai di garis finish yaitu rumah ku, sebelum sang hantu
menemukan jejak ku.
Akhirnya radius 30
meter gerbang rumah ku telah tercium,
aku berlari sambil berteriak Umiiii..... dan ternyata umi ku telah
menunggu ku di depan gerbang rumah ku bersama kakak ku, nampak nya mereka
tengah asik bercakap-cakap. Berbanding terebalik dengan ku yang rasa jantung
ini mau copot dari gantungan organ tubuh ku. Sampai di gerbang , cium tangan
umi dan kakak, lalu umi ku bertanya “ada apa dengan mu? Lari ngos-ngosan
gitu” “aku takut hantu umi, kata temen
ku hantu suka keluyuran malam hari
apalagi malam jumat, hantu bertebaran dimana-mana kan?” umi ku menjawab “hantu
itu dulunya juga makan nasi seperti kita, dan hantu itu gak bisa pegang
manusia, jadi tenang aja gak bakal di apa-apain sama hantu, takut itu cuma sama
allah”. Dan sejak saat itu aku gak pernah takut lagi mengaji sendirian dan sama
hantu aku gak takut lagi tuh.. *sombong dikit lagi*.